Ibu




pixabay picture

Ibu potret kasih tak lekang oleh waktu

Penat, peluh, pedih, lelah tak berarti bagimu

Keriput tanganmu guratan perjalanan

Wajah perawan tak lagi kau hiraukan

Senyum,tawa, canda malaikat kecil tiada tanding  

 

Pagi, siang , malam kau hias dengan doa

Kehadiranmu bak mata air penyejuk jiwa

Cinta batin tanpa batas tak pernah mengharap balasan

Dukanya dukamu, sedihnya sedihmu

Jiwa mu membahana menembus batas ruang ruang doa

 

Ibu predikat istimewa

Langkah ikhlasmu menjadi surga

Menghias lisanmu yang senantiasa kau jaga

Kau tahan amarah agar tak jadi binasa

Demi bentangan doa dan pengharapan

 

Ibu, kala sedih dan derita mendera

Senyum tulus kau hias bagai jingga

Kau tipu kami, tuk sebuah pesona

Air mata duka kau tumpahkan diatas sajadah

Kau adukan hanya pada Sang Pencipta

 

Kau selalu datang penuh kehangatan

Setiap petuah kau tuturkan untuk kebaikan

Kau sejukkan kami dengan pelukan

Tak kau lepaskan genggaman meski kami pun tlah beranjak besar

Setiap hembusan nafas kau persembahkan sebagai pengabdian

 

Saat yang lain masih sibuk bergelut mimpi

Ibu dengan ikhlas terjaga

Bercengkrama mesra dengan Sang malam

Mengadu….

Merintih…

Menjemput cita dan asa

 

Ibu sosok hebat bagiku

Kau teguhkan, eratkan khazanah tali saudara diantara kami

Seakan tak mau kami terpecah belah

Hanya karena sekeping masalah harta dunia

Perselisihan yang tiada guna

 

Nitamarelda

Catatan perjalanan

 

 

 


Posting Komentar

8 Komentar